Senin, 14 Desember 2015

Pembelajaran kognitif


Secara umum terdapat ada tiga jenis teori belajar yang telah dikenal, yaitu belajar kognitif, behavioristik dan teori belajar konstruktivistik. Namun pada pembahasan kali ini, akan disampaikan pembahasan mengenai teori belajar kognitif. Teori ini tidak sama dengan teori behavioristik.
Teori kognitif lebih mementingkan sebuah proses belajar dari pada hasil dari belajar itu sendiri. Untuk penganut aliran kognitif mengungkapkan bahwa belajar bukanlah sekedar melibatkan hubungan diantara respon dan stimulus. Berbeda dengan model belajar behavioristik yang mempelajari setiap proses belajar hanya menjadi hubungan stimulus-respon.
Pada model belajar kognitif adalah suatu bentuk teori belajar yang sering disebut dengan model perseptual. Belajar kognitif menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh pandangan serta pemahamannya mengenai situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar mereka. Belajar adalah perubahan pandangan dan pemahaman yang tidak selalu bisa terlihat sebagai perilaku yang nampak.


Teori belajar kognitif juga menekankan pada bagian-bagian atas situasi yang saling berkaitan dengan konteks situasi itu sendiri. Membagi-bagi atau memisahkan situasi atau materi pelajaran kedalam komponen-komponen yang lebih kecil serta mempelajarinya dengan cara terpisah bisa menyebabkan kehilangan arti. Pandangan akan teori ini bahwa belajar adalah sesuatu proses didalam yang melingkupi memory, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek kejiwaan yang lain.
Dalam penguasaan teori belajar kognitif ini terdapat dua kemampuan yang dapat dimiliki, yaitu kemampuan umum dan kemampuan khusus. Kemampuan umum biasanya digunakan dalam berbagai disiplin yang luas dan biasanya kemampuan umum sudah banyak dimiliki oleh para pelajar. Yang kedua adalah kemampuan khusus yaitu kemampuan yang digunakan dalam ranah-ranah tertentu dan biasanya kemampuan khusus hanya dapat dimiliki oleh beberapa pelajar saja, setiap individu memiliki kemampuan khusus berbeda beda kareana setiap individu memiliki cara belajar sendiri dalam proses pemahamannya.


Metodologi penelitian pemula-pakar
            Dengan bertumbuhnya pandangan-pandangan pembelajaran kognitif dan konstruktif, para peneliti telah mengalihkan pandangannya dari melihat pembelajaran sebagai perubahan-perubahan dalam merespon penguatan yang berbeda dan lebih tertarik pada keyakinan siswa dan proses berfikir selama pembelajaran. Dengan demikian fokus penelitian pembelajaran menjadi berubah.
            Untuk menginvestigasi pembelajaran akademis, banyak peneliti menggunakan metodologi pemula-pakar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi kemampuan yang akan dipelajari
2.      Menemukan seorng pakar
3.      Menentukan bagaimana seorang pemula bisa beralih menuju tingkatan pakar seefisien mungkin.
Metodologi ini secara intuitif dinilai masuk akal. Ide dasarnya ialah jika anda ingin memahami bagaimana agar lebih ahli dalam sebuah bidang, perhatikanlah dengan seksama seseorang yang menunjukkan kemampuan itu secara baik. Dengan melakukan hal itu, anda bisa mempelajari pengetahuan apa yang ia yang ia miliki, prosedur-proses dan strategi apa yang bermanfaat, bagaimana mengatasi situasi-situasi sulit, dan bagaimana membetulkan kesalahan. Model ini memiliki keterkaitan dengan dunia nyataa dan tercermin dalam kegiatan magang, pelatihan kerja, dan pengawasan .

Berbagai perbedaan antara pemula dan pakar dalam bidang sains
            Sebuah tempat yang cocok untuk mendalami perbedaan pakar dan pemula ialah di dalam sains karena banyak penelitian dalam ranah ilmiah telah membandingkan pemuladan pskar untuk mengenali komonen-komponen keahlian. Para peneliti juga telah menginvestasi konstruksi pengetahuan ilmiah siswa dan teori implisit serta proses penalaran yang mereka gunakan dalam pemecahan soal dan pembelajar.
            Para pakar dalam ranah ilmiah berbeda dengan pemula dalam kuantitas dan susunan pengetahuan. Para pakar memiliki lebih banyak pengetahuan dalam ranah yang spesifik dan lebih cenderung menyusunnya dalam hierarki, sementara pemula sering meninjukkan konsep-konsep ilmiah yang sering di tumpang tindih
Pengetahuan dan kondisional dan metakognisi
            Hal pokok mengenai teori pengolahan informasi ialah bahwa teori tersebut utamanya membahas pembelajaran ketimbang menjelaskannya. Jadi, kita tahu bahwa input diterima memori-kerja (working memory/WM), dilatih, dikodekan, dihubungkan dengan informasi yang relevan, dan disimpan dalam memori jangka panjang (long-term memory – LTM), tetapi kita bisa bertanya mengapa semua aktivitas tersebut itu terjadi. Khususnya selama pembelajaran ketika pengolahan tidak terjadi secara otomatis, kita membutuhkan penjelasan mengapa sistem memproses informasi. Misalnya, apa yang menentukan seberapa banyak latian berlangsung ? bagaimana informasi yang relevan dipilih dalam LTM? Bagaimana orang tahu pengetahuan dalam situasi yang berbeda ?
            Topik metakognisi menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Metakognisi mengacu pada kognisi yang susunanya lebih tinggi. Pengetahuan kondisional akan dibahas nanti diikuti oleh penjelasan mengenai bagaimana proses meta kognitif membantu mengintegrasikan pengolahan informasi.

Pengetahuan kondisional
            Pengetahuan kondisional merupakan pemahaman kapan dan mengapa menggunakan bentuk-bentuk pengetahuan deklatif  dan prosedural. Memiliki pengetahuan deklaratif dan prosedural yang disyaratkan untuk menjalnkan sebuah tugas tidak menjamin siswa akan menunjukkan kinerja yang baik. Siswa yang membaca teks mata pelajaran sosial akan tahu apa yang harus dilakukan, memahami makna kata-kata pengetahuan deklaratif, dan mengetahui bagaimana menguraikan kode , membaca cepat, menemukan ide pokok, dan menarik kesimpulan pengetahuan prosedural. Ketika mereka mulai membaca, mereka akan membaca cepat. Akibatnya, hasil yang didapat menjadi buruk pada tes pemahaman.
            Situasi seperti ini merupakan hal yang jamak terjadi. Di contoh ini, pengetahuan kondisional mencangkup pengetahuan mengenai kapan membaca cepat diperlukan. Orang-orang bisa membaca cepat surat kabar atau halaman situs untuk mendapatkan inti sari berita, tetapi membaca cepat tidak boleh dilakukan untuk  memahami konten tekstual.
            Pengetahuan kondisonal membantu siswa memilih dan menggunakan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang cocok dengan tujuan tugas. Untuk memutuskan membaca bab secara cermat dan kemudian melakukannya, siswa harus yakin bahwa membaca cermat tersebut sesuai dengan tugas yang sedang dihadapi sehingga strategi ini memiliki nilai fungsional karena hal itu akan membuat siswa mwmahamni materi.

Metakognisi dan Pembelajaran
            Metakognisi mengacu pada pengontrolan kesadaran yang disengaja pada al]ktivitas kognitif. Metakognisi teriri dari dua rangkaian kemapuan yang berhubyngan. Pertama, orang-orang harus paham kemampuan, strategi, dan sumber apa yang dibutuhkan dalam srbuah tugas. Yang termasuk dalam jenis ini adalah menemukan ide pokok, melatih informasi, membentuk asosiasi atau ganbaran, menggunakan teknik uji coba. Yang kedua, setiap orang harus tahu bagaimana dan kapan menggunakan kemapuan-kemampuan dan strategi tersebut untuk memastikan agar tugas bisa diselesaikan dengan sempurna. Aktivitas pengawasan ini mencangkup pengecekan tingkat pemahaman, memutuskan bagaiman mengatur waktu, dan merevisi atau mengganti dengan kegiatan lain untuk mengatasi kesulitan. Secara metakognitif mencerminkan penerapan strategis dari pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional terhadao tugas-tugas.

Mempelajari konsep
1.      Sifat konsep-konsep
Dalam banyak konteks yang berbeda, siswa mempelajari konsep-konsep. Konsep dilabeli serangkain objek, simbol, atau kejadian yang memiliki karakterisrtik sama, atau sifat-sifat penting.
2.      Penguasaan konsep
Penelitian menunjukan bahwa ada berbagai cara untuk mempelajari dan memodifikasi konsep. Cara yang sering dilakukan ialah dengan mengembangkan prototipe yaitu dihadapkan pada contoh biasa mengenai konsep yang mencerminkan sifat-sifat klasik.
3.      Mengajarkan konsep-konsep
Tennyson telah mengembangkan sebuah model konsep pengajaran berbasis penelitian empirik. Model ini mencangkup thapan-tahapan sebagai berikut :
-          Menentukan struktur konsep untuk menyertakan konsep superordinat, koordinat, dan subordinat, dan mengenali sifat-sifat penting dan sifat-sifat variabel
-          Mendefinisikan konsep dalam terma sifat yang penting, dan menyiapkan bebrapa contoh dengan sifat yang oenting dan sifat yang beragam
-          Menyususn contoh-contoh dalan rangkaian berdasarka sifat-sifat
-          Mengatur dan menampilakn rangakain dala, terma dvergensi dan kesulitan contoh-contoh, dan menyusun contoh di dalam rangakaian apapun mengacu pada pengetahuan terkinipembelajar.

Proses- proses motivasional
            Dalam sebuah artikel di seminar, Pintrich, Marx, dan Boyle (1993) menegaskan bahwa perubahan konsep juga melibatkan proses motivasi (misalnya, harapan pemenuhan sasaran, kebutuhan), dimana model pengolahan informasi cenderung diabaikan. Penulis-penulis tersebut berpendapat bahwa ada empat kondisi yang diperlukan agar perubahan konep bisa terjadi. Pertama, dibutuhkan ketidakpuasaan dengan konsepsi terkini. Perubahan tidak akan terjadi jika orang-orang merasa konsepsi mereka masih akurat atau bermanfaat. Kedua, konsepsi baru harus dapat dimengerti, orang-orang harus paham sebuah konsepsi agar dapat menjalaknnya. Ketiga, konsepsi yang baru harus masuk akal, siswa harys memahami bagaimana konsep tersebut sesuai dengan pemahaman lain sehingga bisa diterapkan. Terakhir, mereka harus menerima konsepsi baru sebagai sesuatu yang berfaedah, mampu menjelaskan fenomena dan memberikan ide-ide mengenai ide baru investigasi atau aplikasi.

Pemecahan masalah (Problem Solving)
            Salah satu oengolahan penting yang terjadi selama pembelajaran adalah pemecahan masalah. Pemecahan maslah menjadi topik penelitian untuk waktu yang lama, bahn-bahan historis dikaji dalam bagian ini, tetapi ketertarikan pada topik telah berkembang dengan pertumbuhan  teori kognitif pembelajaran. Beberapa pakar teori menganggap pemecahan masalah menjadi proses kunci dalam pembelajaran. Khususnya di ranah-ranah seperti sains dan matematika. Meski “pemecahan msalah” dan “pembelajaran” tidaklah bersinonim, pemecahan maslah sering dimasukkan dalam pembelajarn dan khususnya ketika siswa mengembangkan beberapa tingkatan  pengaturan diri melalui pembelajaran dan ketika pembelajaran melibatkan tantangan dan solusi yang tidak jelas. Dalam cerita pembuka, menyarankan penekanan lebih besar pada pemecahan soal.
Strategi-strategi pemecahan masalah
Seperti kemampuan yang telah dibahas sebelumnay, strategi pemecahan masalah  bisa bersifat umum atau khusus. Strategi umum bisa dityerapkan bagi masalah-masalah di beberapa ranah terlepas dari isi yang bersifat umum tersebut. Strategi khusus berguna hnay pada ranah-ranah tertentu. Misalnya membagi-bagi malah yang rumit menjadi sub-sub masalah, hal ini merupakan strategi umum yang sesuai bagi masalah-masalh seperti menulis tugas akhir, memilih jurusa akademis, dan memutuskan dimana harus tinggal. Sebaliknya, ujian-ujian yang ditunjukkan seseorang untuk mengklasifikasikan spesimen laboratorium merupakan tugas yang spesifik. Perkembangan profesional yang diberikan pada guru-guru di Nikowsky berkemungkinan mencangkup strategi umum dan strategi khusus.

Pemecahan masalah dan pembelajaran
            Pemecahan masalah sering terapat dalam pembelajaran, tetapi konsepnya tidaklah sama dengan makna. Mengacu pada pandangan pengolahan informasi terkini, pemecahan masalah mencangkup penguasaan, daya tahan, dan kegunaan sistem produksi, yang merupakan jaringan kerja rangkaian kondisi-aksi atau aturan, dimana kondisi merupakan rangkaian keadaan yang mengaktifkan sistem dan tindakan merupakan rangkaian aktivitas yang terjadi. Sitem produksi nyataan tes, kemudian pernyataan merupakan tindakan.

Implikasi-implikasi bagi pengajaran
            Kaitan pembelajaran dan pemecahan soal memperlihatkan bahwa siswa bisa mempelajari heuristika dan strategi dan menjadi pemisah msalah yang lebih baik. Tambahannya, untuk informasi yang dihubungkan dengan emori, paling tepat jika mengintegrasikan pemecahan masalah dengan konten akademik ketimbang mengajarkan pemecahan masalah dengan program-program yang berdiri terpisah.
            Andre (1986) membuat beberapa sasan yang diambil dari teori dari penelitian sehingga akan bermanfaat dalam melatih kemampuan pemecahan masalah siswa, khususnya karena saran-saran tersebut mewakili produksi dalam memori
-          Memberikan representasi metafora pada siswa
-          Meminta siswa membuat pernyataan selama pemecahan masalah
-          Menggunakan pernyataan
-          Berikan contoh
-          Koordinasikan ide
-          Gunakan pembelajaraan penemuan
-          Berikan deskripsi verbal
-          Ajarkan strategi belajar
-          Gunakan kelompok kecil
-          Mempertahankan iklim psikologi positif

Transfer
            Transfer merupakan topik yang penting dalam pembelajaran dan bergantung pada proses kognitif. Transfer berarti pengetahuan yang diterapkan dalam cara-cara baru, situasi baru, atau dalam situasi ynag dikenal dengan konten ang berbeda. Transfer juga menjelaskan bagaimana pembelajaran sebelumnya berpengaruh pada pembelajaran selanjutnya. Transfer tercakup dalam pembelajaran baru karena siswa mentransfer pengetahuan mereka yang terkait pada situasi dan pengalaman. Semua pembelajaran akan menjadi spesifik secara situasi dan akan banyak waktu yang dihabiskan dalam pemberian pengajaran untuk mengajarkan kebali kemampuan dalam situasi baru.

Tipe-tipe transfer
            Penelitian menunjukkan bahwa transfer bukan merukan fenomena kesatuan melainkan sesuatu yang kompleks. Satu perbedaan ialah transfer dekat dan transfer jauh. Transfer dekat terjadi ketika situasi terlalu tumpang tindih, seperti antara elemen stimulus selam pengajaran dan hal-hal yang ditampilkan dalam situasi trsnsfer. Sebuah contoh yaitu ketika kemampuan fraksi diajarkan dan kemudian siswa diuji mengenai konten dalam format yang sama dimana ia diajarkan. Sebaliknya, transfer jauh yang melibatkan sebuah transfer konteks cukup berbeda dengan pembelajaran asal yang terjadi. Sebuah contoh jika menerapkan kemampuan pecahan dalam setting yang berbeda secara keseluruhan tanpa dikatakan secara eksplisit utuk melakukannya.

Pengajaran untuk transfer
            Meski bentuk-bentuk transfer yang berbeda yang bisa dibedakan, mereka sering bekerja secara bersam-sama. Ketika mengerjakan tugas, beberapa perilaku akan mentransfer secara otomatis sementara yang lain membutuhkan penerapan yang cermat. Hal ini memunculkan topik penting mengenai bagaimana guru bisa mendorong transfer dalam diri siswa. Tujuan utama pengajaran ialah menigkatkan daya ingat jangka panjang dan transfer. Kita tahu bahwa dengan meminta siswa  melatih kemampuannya dalam berbagai konteks dan memastikan mereka memahami perbedaan pengetahuan akan membangun kaitan-kaitan di dalam LTM.

Teknologi dan pengajaran
            Teknologi memiliki potensi untuk membantu pengajaran dengan cara yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Beberapa waktu yang lalu, aplikasi teknologi untuk kelas masih terbats pada film, televisi, proyektor, radio, dan sejenisnya. Saat ini, siswa bisa merasakan simulasi lingkungan dan peristiwa yang tidak mereka dapatkan di kelas biasa, menerima pengajaran dan mengkomunikasikannya secara jarak jauh, dan berinteraksi dengan dasr pengetahuan yang besar da sistem penagajaran ahli.
            Sebuah tantangan bagi peneliti yaitu menentukan bagaimana teknologi mempengaruhi proses belajar kognitif siswa selama pengkodean, daya ingat, transfer, pemecahan masalah, dan sebagainya. Materi dibagian ini mengenali lingkungan pembelajaran berbasis komputer dan pendidikan jarak jauh tidak bimbingan praktis mengenai bagaimana menggunakan teknologi di dalam pendidikan.



0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar